Senin, 14 Mei 2012

Kasih Tak Sampai


Kasih Tak Sampai

     Aku adalah Weny, seorang anak perempuan yang baru saja menempati bangku SMA saat umurku genap 15 tahun. Aku termasuk anak yang pemalu dan penakut sehingga tidak bisa langsung beradaptasi dengan lingkungan baru. Namun saat ini aku sudah bisa mengatasi rasa itu karena aku suda mulai beranjak dewasa.
     Aku sekarang telah menjadi murid di sebuah SMA Negeri di Jakarta Selatan. Aku merasa tegang saat memasuki sekolah baruku. Hari-hari awal aku sekolah, aku selalu bersama-sama dengan teman SMP-ku dan satu orang teman baruku di kelas, Tiara. Aku memang susah untuk beradaptasi dan mencari teman baru. Namun aku terus berusaha untuk beradaptasi dengan baik.
     “Hai,” ucapku kepada Tiara. “Hai juga,” jawabnya.
     Akhirnya kami pun duduk berdua di salah satu barisan dan bercakap-cakap. Kemudian aku menyapa dan berkenalan dengan teman lainnya di kelas.
     “Hai, nama kalian siapa? Kenalkan aku Weny dan ini Tiara,” ucapku.
     “Aku Esti, yang ini Asri,” jawab Esti.
     “Kenalin juga, ini Nur dan ini Inggrid,” kata Asri.
     “Hai Weny, Tiara,” sapa Nur dan Inggrid.
     “Hai juga, senang berkenalan dengan kalian,” jawabku dan Tiara.
     Hari-hari telah berlalu dan telah ku jalani dengan riang bersama teman-teman baruku. Kami menjadi sangat akrab sehingga kemana-mana selalu bersama-sama. Hingga pada hari kamis saat olahraga, Esti memanggilku.
     “Wen, wen liat deh yang lagi main basket itu,” ucapnya.
     “Cowok itu? Iya iya aku lihat, kenapa? Ganteng ya? Hehehe,” jawabku dengan riang.
     “Iya Wen, tapi bukan tipe aku sih,” ujar Esti sambil senyam senyum.
     “Hahaha dasar nih. Eh tapi kira-kira kelas berapa ya?” tanyaku.
     Semenjak melihat dia, aku penasaran ingin mengetahui identitasnya. Setiap pagi hari pun aku selalu berdiri di koridor depan kelasku untuk melihatnya saat datang ke sekolah. Hingga akhirnya aku pun tahu siapa namanya dan aku merasa sangat bahagia.
     Setelah sekian hari berlalu, aku baru menyadari kalau aku jatuh cinta kepada cowok itu. Setiap hari aku selalu memikirkannya dan selalu ingin melihatnya. Menurutku dia adalah sosok yang perfect, terlebih lagi dia juga sangat taat beribadah. Setiap istirahat kedua, dia selalu ada di musholla sekolahku sehingga aku dapat melihatnya setiap aku ingin sholat. Oleh karena itu, aku benar-benar sangat menyukainya.
     “Eh Wen, kok bengong aja sih dari tadi,” kata Nur mengagetkanku.
     “Iya nih, sambil senyum-senyum gitu lagi,” sambung Tiara.
     “Ih apa sih kalian?” jawabku sambil senyam-senyum.
     “Ehm lagi mkirin cowok itu ya wen?” kata Esti meledek.
     “Hehehe ya gitu deh guys,” jawabku.
     “Ih Weny ya gak cerita kalau lagi suka sama cowok,” kata Asri bercanda.
     “Hehehe iya nanti di ceritain deh,” jawabku.
     Saat teman-temanku tahu, mereka selalu meledekku saat sedang melihat cowok itu. Namun mereka juga membantuku mencari informasi tentangnya. Informasi pertama yang mereka dapatkan adalah bahwa wali kelasnya adalah guru bahasa asing yang mengajar kami. Akhirnya aku pun selalu menanyakan tentang cowok itu. Dan aku juga mencoba bertanya tentang cowok yang ku suka itu kepada guru-guru lain. Namun hanya seorang guru bahasa asingku lainnya yang mau menceritakan tentang si cowok itu dan guruku sangat mengenalnya. Saat guru itu tahu, dia pun mencoba mendekatkanku dengan cowok yang berinisial R itu. Akan tetapi, ketika guruku menceritakan kepadanya tentang aku, dia tidak memberikan respon yang lebih.
     “Yah Wen jangan sedih ya sama yang di bilang bapak itu,” hibur Esti.
     “Haha enggak kok, masa sampai sedih gitu sih,” jawabku ceria.
     “Oh bagus deh kalau begitu Wen,” kata Asri.
     “Ehm tapi emang kelihatannya alim gitu sih,” ucap Tiara.
     “Iya tuh sampai-sampai dia enggak ngasih respon lebih gitu,” sambung Inggrid.
     “Iya mana cuma senyum doang, udah gitu bilang enggak mau pacaran segala,” lanjut Esti.
     “Ya mungkin karena udah kelas XII kali ya, jadi ya gitu deh,” jawabku.
     “Iya juga sih Wen, positive thinking aja deh guys,” kata Asri.
     “Iya iya tuh benar kata Asri,” sambung Tiara.
  Menjelang Ujian Nasional....
     Siswa-siswi kelas XII saat ini sedang sibuk untuk mempersiapkan Ujian Nasional. Berbagai ujian lain pun telah mereka lewati dengan susah payah. Hingga akhirnya mereka datang ke kelas-kelas adik kelasnya untuk meminta maaf sekaligus meminta do'a untuk ujiannya. Saat kelas cowok yang aku suka memasuki kelasku, aku melihat sosoknya di dekat pintu kelasku dengan senyumannya yang indah. Aku merasa sangat berbunga-bunga saat melihatnya, namun muncullah rasa sedih karena itu berarti dia sudah mau pergi dari sekolah. Itu adalah pertama dan terakhir kalinya dia memasuki kelasku.
  Beberapa minggu kemudian....
     “Uh sepi ya gak ada anak kelas XII, apalagi gak ada dia,” keluhku.
     “Yaelah Wen, kan masih ada kita disini yang selalu nemenin kamu,” ucap Nur.
     “Iya Wen,” sambung teman-temanku kompak.
     “Hehehe iya guys. Eh besok pengumuman kelulusan ya?”
     “Iya, kenapa Wen?” tanya Esti.
     “Kira-kira dia lulus gak ya?” tanyaku.
     “Ya do'ain aja semoga lulus,” jawab Asri.
     “Amiiiiiin,” ucapku.
  Keesokan harinya....
     Saat pengumuman kelulusan, kelas X dan XI diliburkan sehingga aku tak dapat melihat si R. Aku pun mendapat kabar bahwa dia lulus, namun dia akan melanjutkan kuliah diluar kota. Aku merasa sangat kecewa karena tak dapat melihatnya lagi dan pertemuan dikelasku benar-benar menjadi pertemuan terakhir kami.
     Hari-hariku disekolah menjadi sangat tidak bersemangat lagi. Namun aku harus tetap senyum dan semangat meskipun tidak lagi ada dirinya. Kini aku hanya bisa mendoakannya dari jauh. Semoga dia bahagia dan bisa menggapai mimpinya, begitu pula denganku. Aku pun sekarang mencoba untuk melupakannya tetapi tetap menyimpan perasaan ini hingga ada orang yang dapat menggantikannya. Meskipun berat untuk melakukannya, namun aku yakin Allah sudah menyiapkan seseorang yang terbaik untukku. Dan aku pun sadar kalau cinta itu tak harus memiliki, karena cinta yang sesungguhnya adalah cinta yang rela melepaskan cintanya pergi demi kebahagiaannya.
     Good bye R, you will always in my think :D

THE END

1 komentar: